Info Sekolah
Fri, 28 Mar 2025
  • Selamat Datang | Bersama Pesantren Modern Tgk Chiek Oemar Diyan, Jadilah Pribadi yang Lebih Baik dan Bermanfaat Untuk Umat | Dapatkan Seputar Informasi Pesantren Kami Disini.
29 Nov 2022

Kisah Anak Oemar Diyan, Serunya Belajar Jurnalistik ke Serambi Indonesia

Tue, 29 Nov 2022 Kategori : Literasi Santri

Oleh: Dina Alya Hasan, Santri Oemar Diyan Kelas X IPS

Dayah Oemar Diyan (OD) Indrapuri, Aceh Besar adalah lembaga pendidikan terpadu yang mengikuti perkembangan zaman. Dalam kehidupan seharian di dayah, selain wajib berkomunikasi dalam bahasa global (English and Arabic) kami juga disodorkan beberapa muatan “belajar merdeka” dalam pelajaran tambahan (ektra kurikuler).

Saya dan beberapa teman dari Madrasah Aliyah (MA) pada semester ganjil 2022 ini mengambil kegiatan ektra kurikuler bidang jurnalistik. Di Dayah Oemar Diyan tersedia Majalah Dinding “OD Post” sebagai tempat kami melakukan praktik jurnalistik. Kami aktif mengisi OD Post dengan berbagai liputan berita, foto dan tulisan lainnya.

Kami dari MA Oemar Diyan merasa beruntung. Pada tahun ini berkesempatan untuk belajar jurnalistik ke beberapa media besar di Aceh, salah satunya adalah ke Kantor Serambi Indonesia di Pagar Air, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar. Betapa senangnya kami. Pada Kamis, 13 Oktober 2022, kami dibawa oleh guru untuk berkunjung ke kantor Serambi Indonesia.

Di kantor media terbesar di Aceh ini kami diterima oleh sejumlah jurnalis senior, seperti Bapak Subur Dani, M. Nasir dan Masrizal. Kami semakin beruntung dalam rombongan penulis hebat yang mengajarkan kami hari itu terdapat Pak Zainal Arifin M Nur sebagai Pimpinan Redaksi.

“Pokoknya beda deh belajar ilmu menulis pada jurnalis-jurnalis ternama di Serambi Indonesia,” hati saya berbisik.

Ketika berada di Serambi Indonesia, kami dibawa ke meeting room. Di sini diceritakan sedikit masa kelam masa lalu Serambi Indonesia dan Serambi Indonesia yang sekarang oleh Bapak Zainal Arifin M. Nur sebagai pemimpin redaksi/penanggungjawab.

Diceritakan bahwa Serambi telah melewati tiga musibah. Ketiga konflik itu adalah konflik bersenjata GAM-Indonesia (1989-2005), musibah gempa 8.9 SR disusul tsunami (Desember 2004), dan terakhir pandemi Covid-19 (2020-2022). Kata Pak Zainal, alasan pandemi menjadi paling berat untuk dilewati karena terkait jual beli (pemasaran koran).

“Koran bisa dicetak, tetapi tidak ada yang beli karena semua warung kopi ditutup,” kata Pak Pimred Serambi itu.

Pak Zainal juga menceritakan bahwa Serambi Indonesia didirikan oleh H Samsul Kahar pada tahun 1889, sebuah usia yang cukup matang tentunya. Kemudian kami dibawa ke ruang kerja redaksi. Di sini kepada kami dijelaskan cara membuat berita.

Selanjutnya kami dibawa juga ke ruang percetakan koran di lantai bawah. Kepada kami dijelaskan bagaimana cara kerja atau proses koran mulai dari peliputan lapangan hingga cetak dan pemasaran. Demikian serunya sekolah lapangan. Bisanya kami hanya membaca koran Serambi Indonesia di Mading Dayah OD, kini kami tahu proses peliputan, percetakan hingga distribusinya.

Kami mendapatkan banyak ilmu dari melihat (menyaksikan), mendengar dan tanya jawab. Atas nama siswa MA Dayah Oemar Diyan kami menyampaikan terima kasih kepada managemen Serambi Indonesia yang telah menerima kunjungan kami.

Saya menulis kisah belajar lapangan ini karena guru kami di sekolah dan wartawan Serambi Indonesia mengatakan bahwa menulis itu sangat penting. Kebiasaan mencatat dan menulis itu perlu dihidupkan di Aceh, termasuk kepada para pelajar di sekolah-sekolah.

Kami berharap pihak Serambi Indonesia mau menerima kunjungan siswa leting berikutnya dari Dayah OD Indrapuri, terutama mereka yang ikut dalam kelas ekstra kurikulum jurnalistik “OD Post”.

Belajar ke RRI

Selepas dari Serambi Indonesia, pada siang hari kami pergi ke Radio Republik Indonesia (RRI) di jalan ke Uleu Lheu, Banda Aceh. Sesampai kami di sana, kami dibawa ke meeting room. Di sana kami dijelaskan tentang awal mula terciptanya RRI yang diceritakan oleh ibu Dwi, ketua suatu bidang di RRI. Pihak RRI, memberikan headseat yang bisa mendengar semua siaran FM bagi yang mampu menjawab soal yang diberikan. Ini adalah bentuk quiz.

Belajar ke TVRI

Keesokan harinya, Jumat 14 Oktober 2022, kami turun ke lapangan untuk ke dua kalinya. Kami pergi ke stasiun TVRI di Mata Ie Aceh Besar. Sesampai di TVRI Aceh, kami dibawa ke meeting room. Di sini diceritakan sedikit sejarah kelam dan asal usul TVRI oleh Bapak Mahyar Jamal, ketua bidang program di TVRI selama bekerja di sana.

Kemudian kami diarahkan ke studio utama dan studio news. Dua peserta diwawancarai oleh pelatih jurnalistik. Juga diadakan quiz dan disediakn 4 hadiah, yang bisa menjawab dan yang tulisannya bagus diberikan hadiah tersebut. Betapa senangnya, saya mendapatkan hadiah itu. Di hari yang sama, siang hari, kami dibawa ke Toko Buku Gramedia Banda Aceh untuk membeli buku. Pada sore hari, kami kembali ke Oemar Diyan.

Penulis Dina Alya Hasan adalah siswi/santriwati Dayah Oemar Diyan Indrapuri Aceh Besar.

Baca juga: https://aceh.tribunnews.com/2022/11/29/kisah-anak-oemar-diyan-serunya-belajar-jurnalistik-ke-serambi-indonesia

No Comments

Tinggalkan Komentar

 

https://www.oemardiyan.com/